NAPAK PERTIWI "A Land To Remember"
Abstract
Indigenous dalam tradisi budaya Bali selalu ada dalam upacara- upacara keagamaan salah satunya adalah Napak Pertiwi dari kelairan hingga kematian. Sumber tertulis yang memaparkan secara jelas konsep tersebut belum ada, tetapi interpretasi maupun filosofis dari berbagai lontar seperti Barong Swari, Siwa Tatwa, Bajang Colongan sudah merepresentasikan tentang makna dari Napak Pertiwi. Film fiksi Napak Pertiwi :”A Land to Remember” ini “didukung dengan karya yang ditulis oleh I Wayan Jengki Sunarta, Putu Karang, seorang pelukis asal Nusa Penida, Bali. Penciptaan karya memerlukan tahapan pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Teori yang digunakan adalah A Companioun to Film Theory karya Robert Stam dan Toby Miller (2004), yaitu aspek teatrikal, aspek statis, aspek literasi, teknologi (technology), kesejarahan (historycaly), pembahasaan (linguisticly), kelembagaan (institutionally), dan proses penerimaan (acceptance) untuk membentuk sejarah atau histori sehingga terjadi rangsangan untuk membuat sebuah karya yang dapat dilihat melalui video.
Hasil dari karya film ini adalah tervisualisasikannya kearifan lokal yaitu Napak Pertiwi. Cara visualisasi film fiksi Napak Pertiwi sehingga menyenangkan untuk ditonton disampaikan dengan struktur tiga babak dalam cerita film Napak Pertiwi, yaitu babak I eksposisi, babak II konfrontasi dan babak III resolusi dan ending, yang setiap babaknya tetap menyuguhkan emosi, depresi atau kehilangan, dan romantisisme pada tokoh yang berdurasi 69 menit bergenre melodrama dengan pesan kesadaran diri.
Kata kunci : film fiksi , melodrama, Napak Pertiwi, visualisasi
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Effendy, Heru. Mari Membuat Film : Panduan Menjadi Produser. Jakarta : Erlangga. 2009.
Kristanto. J. Katalog Film Indonesia: 1926-2005. Jakarta: PT. Grafiasari Mukti. 2005.
Marselli. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT Gramedia. 1996.
Miller, Toby and Robert Stam. A Companion to Film Theory, United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd. 2004.
Monaco, James. Cara Menilai Sebuah Film. New York: Oxford University Press. 1977.
Pratista,Himawan. Memahami Film Edisi 2.Yogyakarta: Montase Press. 2017.
Ratna, Nyoman Kutha. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Simpen A.B I W, Kamus Bali-Indonesia Beraksara Latin dan Bali. Denpasar : Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan Badan Pembina Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Provinsi Bali. 1983.
Sobur, A. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik Dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001.
________. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006
Loeb, I, https://doi.org/10.1007/s10670-013-9501-0//Loeb, I. Erkenn (2014) 79: 405. Diakses pada tanggal 13 Februari 2014.
DOI: http://dx.doi.org/10.33021/exp.v2i1.437
Refbacks
Articles in Expose: Jurnal Ilmu Komunikasi have been indexed in major research databases, including:
Supported by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.